Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts

Teknologi Menakjubkan Tahun 2012 yang Tadinya Cuma Ada di Film Fiksi

28 December 2012

Catatan Noel - Tahukah kamu, manusia cyborg sebetulnya telah menjadi kenyataan? Juga teknologi teleport - memindahkan objek secara cepat - seperti di film Star Trek dapat dilakukan? Pada abad 21, semua hal yang tadinya cuma reka-reka dalam film fiksi ilmiah kini semakin mendekati kenyataan.

Teknologi Menakjubkan Tahun 2012 yang Tadinya Cuma Ada di Film Fiksi
Kaki bionik.

Inilah 6 temuan teknologi menakjubkan yang berhasil dikembangkan selama tahun 2012.
Continue Reading...

Kisah Inspirasi: "Saya Pernah Datang dan Saya Sangat Penurut ..."

08 December 2012

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah:
Saya pernah datang dan saya sangat penurut . . .
Anak ini rela melepasakan pengobatannya, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang China seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian.


Continue Reading...

Kisah Inspirasi: Move On

03 December 2012

Seorang gadis sedang putus cinta menangis di bangku taman. Seorang kakek yang melihatnya bertanya, "Mengapa kau menangis?"

"Aku sangat sedih, Kek. Dia yang kucintai pergi meninggalkanku," sahut sang gadis.

Sambil tertawa, kakek itu berkata, "Jangan bodoh, seharusnya kau bersyukur, Nak."

"Kakek ini bagaimana sih?! Sudah tahu, aku sedang patah hati. Bukannya menenangkanku, malah menertawaiku?" sang gadis berkata dengan sinis.

"Hahaha... seharusnya kau tak perlu bersedih. Yang harusnya bersedih itu dia yang telah meninggalkanmu?"

"Kok bisa?"

"Iya. Karena, kamu cuma kehilangan orang yang tidak mencintaimu. Sementara, dia telah kehilangan orang yang sangat mencintainya."

"Tapi, aku sangat sedih, Kek."

"Apa kesedihanmu itu membuat dia akan kembali padamu? Bersabarlah. Yakinlah. Di luar sana, akan ada cinta indah yang menantimu."

Pesan:
Ketika hendak "MOVE ON" tentu akan terasa sulit. Tapi, tahukah, jika kau masih terus larut memikirkan dia yang telah pergi, perasaan kehilangan masih akan terus ada. Cobalah untuk berpikir terbuka, apakah dia yang telah pergi berpikir dan bersedih juga untuk kita?[]
Continue Reading...

Kisah Inspirasi: 5 Tokoh Indonesia Ini Sukses Tanpa Ijazah

Kesuksesan tidak bisa diukur dari selembar ijazah atau gelar sarjana. Tekad kuat, kerja keras, dan ketekunan bisa mengubah jalan nasib seseorang. Tak terkecuali 5 tokoh yang populer di Indonesia ini, mereka sekarang menjadi inspirasi sesuai bidangnya masing-masing.

1. Emha Ainun Najib

Kisah Inspirasi: 5 Tokoh Indonesia Ini Sukses Tanpa Ijazah

Muhammad Ainun Nadjib atau yang biasa di kenal Emha Ainun Nadjib, atau lebih populer dipanggil Cak Nun. Ia menjadi tokoh budaya sekaligus pemuka agama yang kharismatik. Jamaah Maiyah Kenduri Cinta yang digagasnya sejak tahun 1990-an menjadi acara rutin sebagai  forum silaturahmi budaya dan kemanusiaan yang dikemas sangat terbuka, nonpartisan, ringan dan dibalut dalam gelar kesenian lintas gender.

Berbagai pemikirannya di bidang sosial dan keagamaan menjadikannya salah satu tokoh intelektual dalam napas islami. Namun siapa sangka, anak keempat dari 15 bersaudara ini drop out kuliah saat masih di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.

2. Adam Malik

Kisah Inspirasi: 5 Tokoh Indonesia Ini Sukses Tanpa Ijazah

Adam Malik Batubara (lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 22 Juli 1917 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5 September 1984 pada umur 67 tahun) adalah tokoh politik dengan banyak jabatan. Pernah menjadi Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri, lalu Ketua DPR, hingga puncak karinya sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-3 dari tahun 1978-1983.

Adam Malik adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara, lalu  menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School Pematangsiantar. Ia melanjutkan di Sekolah Agama Parabek di Bukittinggi, namun hanya satu setengah tahun saja karena kemudian pulang kampung dan membantu orang tua berdagang.

Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta. Pada usia 20 tahun, ia bersama dengan Soemanang, Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna memelopori berdirinya Kantor Berita Antara.

3. Ajip Rosidi

Kisah Inspirasi: 5 Tokoh Indonesia Ini Sukses Tanpa Ijazah

Ajip Rosidi adalah sastrawan Indonesia, penulis, budayawan, dosen, pendiri, dan redaktur beberapa penerbit, pendiri serta ketua Yayasan Kebudayaan Rancage. Singkatnya, ia tokoh besar Indonesia di bidang tulis-menulis.

Ajip Rosidi mulai menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jatiwangi (1950), lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953) dan terakhir, Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956).

Saat di SMA tersebut, Ajip menolak ikut ujian karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah.

 “Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya.

Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA , pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.

4. Andrie Wongso

Kisah Inspirasi: 5 Tokoh Indonesia Ini Sukses Tanpa Ijazah

Di antara motivator yang terkemuka dewasa ini, Andrie Wongso jadi satu tokoh dengan pengalaman hidup yang penuh inspirasi. Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang.

Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.

Di usia 22 tahun, Andrie merantau ke Jakarta. Pekerjaan awalnya sebagai salesman produk sabun. Sempat juga menjadi pelayan toko.

Jalur nasibnya berubah saat ia melamar sebagai bintang film dan diterima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong, dengan kontrak kerja selama 3 tahun. Tahun 1980, untuk pertama kalinya Andrie ke luar negeri. Setelah melewati 3 tahun merasakan suka dukanya bermain film di Taiwan, Andrie tahu, dunia film bukanlah dunianya lalu dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

Menandai setiap peristiwa yang telah dilalui, Andrie gemar menuangkannya dalam bentuk kata-kata mutiara di buku hariannya. Saat salah seorang teman kos mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide membuat kartu ucapan kata-kata mutiara, dengan tujuan selain untuk memotivasi diri sendiri, juga untuk membantu memotivasi orang lain melalui kartu ucapan. Dibantu oleh sang kekasih Haryanti Lenny (sekarang istri), dimulailah bisnis membuat kartu dengan merk HARVEST, yang di kemudian hari, mengukuhkan Andrie sebagai raja kartu ucapan.

Usahanya semakin berkembang sampai ia kemudian mendirikan AW motivation training dan AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa outlet AW Success Shop yaitu toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi.

Kini ia sudah menjadi motivator terkenal - mungkin no.1 di Indonesia. Namanya pun jadi bertambah panjang dengan dua gelar yang disandangnya, Andrie Wongso, SDTT, TBS.

Asal tahu saja, SDTT artinya Sekolah Dasar Tidak Tamat, dan TBS adalah Tapi Bisa Sukses.

5. Bob Sadino

Kisah Inspirasi: 5 Tokoh Indonesia Ini Sukses Tanpa Ijazah

Kita boleh memandangnya sekarang sebagai konglomerat, pengusaha sukses yang kaya raya. Namun lika-liku hidupnya bisa memotivasi kita, bahwa apa pun yang terjadi, kesalahan apa pun yang kita perbuat, bila kita sadar dan mau berjuang dari titik nadir, Insya Allah bisa menggapai impian.

Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.

Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu.

Saat itu hanya orang-orang tertentu dan golongan ekspatriat yang membeli produknya, namun seraya telur ayam negeri mulai dikenal, bisnis Bob pun berkembang hingga sukses.[]

Inspirasi: 
Continue Reading...

Kisah Inspirasi: Muliakan Anak Yatim

Di sudut Kota Madinah, sejumlah anak tengah bermain gembira. Semuanya berpakaian baru dan sangat gembira. Hari itu bertepatan dengan Idul Fitri. Di belakangnya, seorang anak tampak bersedih.

Seorang lelaki dengan penuh saksama memerhatikan mereka, tak terkecuali anak yang bersedih itu. Lelaki ini pun mendekatinya, kemudian bertanya, “Wahai ananda, mengapa engkau tak bermain seperti teman-temanmu yang lainnya.?”

Dengan berurai air mata, ia menjawab, “Wahai tuan, saya sangat sedih. Teman-teman saya gembira memakai pakaian baru, dan saya tak punya siapa-siapa untuk membeli pakaian baru.”

Lelaki ini kembali bertanya, “Ke manakah orang tuamu?” Anak kecil ini menuturkan ayahnya telah syahid karena ikut berperang bersama Rasulullah. Sedangkan ibunya menikah lagi, sedangkan semua harta ayahnya dibawa serta, dan ayah tirinya telah mengusirnya dari rumah.

Lelaki ini pun kemudian memeluk dan membelainya. “Wahai ananda, mau engkau kalau saya menjadi ayahmu, Aisyah sebagai ibumu, dan Fatimah jadi saudarimu?”

Anak kecil itu pun tampak sangat gembira. Lelaki itu lalu membawa anak itu ke rumahnya, dan memberikan pakaian yang layak untuknya.

Beberapa saat kemudian, anak itu kembali menemui teman-temannya. Ia tampak sangat bahagia dengan pakaian yang lebih baru. Menyaksikan hal itu, teman-teman sebaya heran dan bertanya-tanya. “Kemarin aku lapar, haus, dan yatim. Tetapi sekarang aku bahagia, karena Rasulullah SAW menjadi ayahku. Aisyah ibuku, Ali adalah pamanku dan Fatimah saudariku. Bagaimana aku tak bahagia,” ujarnya.

Kisah Inspirasi: Muliakan Anak Yatim
Setelah mendengarkan perubahan itu, giliran teman-temannya yang bersedih. Mereka iri dengan anak itu, karena kini lelaki yang membawanya telah menjadi orang tua asuhnya yang tak lain adalah Rasulullah SAW.

Ketika Rasulullah SAW wafat, anak itu kembali menangis dan bersimpuh di atas pusara Rasul SAW dengan berlinang air mata. “Ya Allah, hari ini aku menjadi yatim yang sebenarnya. Ayahku yang sangat mencintaiku sudah tiada. Apakah aku harus hidup sebatangkara lagi?”

Mendengar hal itu, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq menghampirinya sambil membujuk dan memeluknya. “Akulah yang akan menjadi pengganti ayahmu yang sudah tiada.” (Diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA).

***

Pesan:
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa menyantuni, memelihara, dan mengasuh anak yatim merupakan tanggung jawab kita semua. Kita berkewajiban untuk memberinya makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak, serta pendidikan yang memadai hingga mereka dewasa.

Rasulullah SAW adalah teladan umat manusia. Beliau sangat mengasihi dan menyayangi anak-anak yatim. Dalam salah satu sabdanya, Rasul menjelaskan, bahwa kedudukan orang yang memuliakan, menyantuni dan mengasihi anak yatim, akan mendapatkan surga yang jaraknya bagaikan jari telunjuk dan jari tengah.

Rasul SAW sangat membenci orang-orang yang menelantarkan anak yatim. Dalam Alquran, Allah SWT mengecam orang-orang yang suka menghardik anak yatim, dan enggan memberi makan fakir miskin. Allah menyebut mereka itu sebagai pendusta agama. (QS al-Ma’un [105]: 1-5). Wallahu a’lam...[]
Continue Reading...

Kisah Inspirasi: Pencuri Kue


Suatu malam, seorang wanita sedang menunggui jadwal terbang di Bandara Soekarno-Hatta. Untuk membuang waktu, dia membeli buku dan sekantong kue. Sambil duduk santai, wanita itu membaca buku sambil memakan kuenya. Di sebelahnya duduk pula seorang laki-laki yang sedang menunggu jadwal terbangnya.

Di tengah-tengah keasyikannya, seorang laki-laki yang duduk di sebelahnya berani betul mengambil
satu dua kue yang berada di antara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan hal tersebut supaya tidak terjadi keributan. Dia membaca, mengunyah kue, dan melihat jam.

Sementara si pencuri kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Wanita itu makin kesal, dan berpikir. 'Kalau bukan orang baik sudah aku tonjok dia!' Setiap ia mengambil satu kue, laki-laki pencuri juga mengambil satu.

Kisah Inspirasi: Pencuri Kue
Laki-laki pencuri tersebut tampak sangat cuek dan tenang terhadap sikap si wanita, yang kelihatannya sudah sangat terganggu. Ketika kue hanya tersisa satu, wanita itu bertanya-tanya apa yang akan dilakukan laki-laki pencuri itu. Sambil senyum dan sedikit gugup, laki-laki pencuri itu mengambil kue terakhir. Lalu, membagi dua. Laki-laki pencuri kue itu menawarkan setengah kue yang telah dibaginya. Sementara dia memakan setengahnya lagi.

Si wanita yang sudah keki betul itu pun merebut kue itu. Dia menggumam, 'Ya ampun, orang ini berani betul! Sudah makan kue orang, malah menawarkan setengah sisa kue. Dasar tidak terima kasih!' Wanita itu menghela napas lega ketika penerbangannya diumumkan. Setelah mengumpulkan barang-barang miliknya, dia menuju pintu gerbang.

Menolak untuk menoleh pada si pencuri tak tahu terima kasih, wanita itu naik pesawat dan duduk di kursinya. Lalu, mencari buku yang hampir selesai dibacanya. Saat merogoh tasnya, dia menahan napas. Kaget. Di situ ada kantong kuenya, di depan matanya.

'Kok, kueku ada di sini?' gumamnya dengan patah hati.

Jadi, kue tadi adalah miliknya dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih dan dialah pencuri kue itu.

***

Pesan:
Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata sendiri. Bahkan, tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya. Orang lain selalu salah. Orang lain patut disingkirkan. Orang lain tak tahu diri. Orang lain berdosa. Orang lain selalu bikin masalah. Orang lain pantas diberi pelajaran.

Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang tidak tahu terimakasih. Kita sering memengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.

Melihat kesalahan orang lain itu sanggat mudah, tapi kesalahan kita sebesar apapun kita tak pernah kelihatan, banyak-banyaklah intropeksi diri sendiri supaya bisa lebih baik lagi. Kadang kita tak bisa melihat kebaikan orang lain karena kita menutup sebelah mata terlebih dahulu.[]
Continue Reading...

Belajar Membangun Indonesia dari Tanoker

17 November 2012

Berita-berita di media setiap hari selalu menggambarkan kondisi negeri ini yang penuh kekerasan. Tawuran, terorisme, aksi brutal kelompok masyarakat yang mudah emosi karena perbedaan pandangan, mafia busuk di gedung DPR atau instansi pemerintahan, dan banyak lagi.

Pesimis serta apatisme dengan mudah tumbuh dalam jiwa kita. Mengutip keluh-kesah novelis Djenar MA, yang pernah mengungkap kepedihannya melihat Indonesia, "Apa yang bisa diharapkan dari negeri ini? Membuat kita apatis." Memang miris, walau demikian kenyataannya.

foto.detik.com

Apakah ini ciri negara yang sedang membangun, berkembang dalam tingkatan industri modern? Meminjam definisi Herbert Marcuse, masyarakat paska industri terlalu satu dimensi. Membuat negara melupakan cara bersenang-senang dengan jujur dan apa adanya.

Menikmati kesenangan bukan berarti larut dalam pesta-pora yang ditularkan semangat hedon. Melainkan menggali kembali semangat kearifan lokal yang diwarisi pada setiap generasi terdahulu untuk bersyukur, memanfaatkan kekayaan bumi pertiwi, serta menjaga dan membangun dalam paradigma positif, penuh harapan memandang masa depan.

Sebenarnya saat kondisi makro negara ini menuju titik negatif, masih banyak pejuang-pejuang "sunyi" berserak di setiap sudut Nusantara berupaya menularkan semangat kearifan lokal tersebut sehingga kita masih bisa berharap, bahwa Indonesia masa depan akan bangkit di tangan mereka, generasi penerus.

Pada kesempatan ini, mari kita belajar dari Tanoker, sebuah komunitas dari desa kecil yang diam-diam akan menjadi butiran magma, menjadi kekuatan baru dalam membangun negeri.


Kegiatan Tanoker

Tanoker diambil dari bahasa Madura yang berarti kepompong. Kelompok ini ada di Desa Ledokombo, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sebuah kecamatan dengan penduduk sekitar 56.000 jiwa. Sebagian sebagian besar penduduknya bekerja sebagai buruh tani, ada juga yang menjadi pedagang dan buruh perusahaan.

sman10malang.com


Selain karena lokasinya yang cukup terpencil, desa itu dikenal sebagai gudang masalah. Kemiskinan menjadikan desa itu seperti dikutuk. Mulai dari tingkat buta huruf yang tinggi, tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi, dan sarang preman. Dalam banyak hal desa itu seperti gudang gali yang seharusnya dihapus dari peradaban Jember yang beranjak maju.

Belum lagi stigma yang melekat pada penduduk Ledokombo yang sebagian besar Madura. Bahwa mereka malas, egois, susah diajak maju, sok tau, emosional dan sebagainya. Kerap kali suratkabar di Jember memberitakan kasus kekerasan yang diawali oleh salah paham.

Namun kini ada secercah harapan di desa 'penuh masalah' itu, berkat upaya Tanoker yang dibina oleh Farha Ciciek dan suami Suporahardjo. Mereka menyediakan tanah milik mereka untuk pusat kegiatan Tanoker.

 Cita-cita Suporahardjo dan Farha Ciciek sederhana. Mereka ingin membangun kebanggaan para warga desa Ledokombo atas desa dimana mereka tinggal. Khususnya untuk anak-anak, yang dalam bahasa mereka "generasi penerus bangsa, harapan  dunia dimanapun mereka berada." Anak-anak bertanggung jawab pada masa depan negara. Dan kita, para orang dewasa, berhutang pengetahuan untuk dibagi pada mereka.

Lewat Tanoker Ledokomo masyarakat diajak untuk berproses dengan kesungguhan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Melalui berbagai kegiatan kreatif yang dimotori anak-anak. Di kawasan berbukit ini sangat terasa bahwa masyarakat memiliki potensi dan hasrat untuk berubah.

Dengan semboyan "bersahabat, bergembira, belajar, berkarya". Tanoker menginvasi pikiran putra-putri buruh migran (TKW/TKI), buruh tani, tukang ojek, supir, pedagang kecil, guru, pekerja rumahtangga dan pegawai negeri/swasta. Untuk berani bermimpi. Berani berkarya. Dan berani untuk melakukan perubahan sederhana dengan cara bermain.

Berbekal pemahaman potensi desa yang membiliki banyak tumbuhan menjulang seperti kayu sengon dan bambu. Tanoker Ledokombo lantas memanfaatkan sumber daya yang ada untuk bermain. Berbagai jenis permainan tradisional dihidupkan kembali agar anak-anak Ledokombo tak lupa identitas asli mereka.

Misalnya satu yang paling mengemuka yakni permainan egrang. "Memulai perubahan dari permainan egrang? Ide gila apa ini," kata sebagian besar warga Ledokombo. Namun para pendiri dan pegiat Tanoker tak mau jatuh pada sebuah pikiran picik. Mereka tetap mengajarkan dan menyerbar luaskan permainan egrang.

Egrang

Seperti kutipan Farha di sebuah acara televisi nasional, egrang memiliki filosofi mendalam, bukan sekadar permainan anak-anak. Dalam egrang kita diajarkan tentang keseimbangan. Demikian pula dalam kehidupan, seimbang antara beribadah dan aktivitas duniawi, keseimbangan antara hubungan pada sang pencipta dan manusia (habluminallah dan habluminannas), bahkan keseimbangan peran seorang suami yang juga ayah, seorang istri yang juga ibu, serta peran anak-anak yang harus seimbang antara hak dan kewajiban.

 permainan-tradisonal.blogspot.com


Sebuah kayu yang menjadi alat utama permainan egrang tak bisa dikuasai dalam sesaat. Butuh mentor untuk kemudian mengajarkan, memandu dan mengarahkan gerak diri. Egrang membuat pemainnya untuk selalu hati-hati dan bersikap awas. Anak-anak di Tanoker melakukan itu semua. Interaksi personal yang dilakukan atas rasa cinta terhadap sesama.

Ternyata anak-anak di komunitas Tenoker memaknai permainan egrang dengan positif. Anak-anak itu belajar sendiri mengenai arti penting kerjasama. Sikap patriot saat mengakui kekalahan. Kebesaran hati untuk mau belajar dari orang lain.

Melalui egrang tadi anak-anak ini meredam ego diri untuk tak kehilangan kendali. Tertatih tatih memantapkan diri diujung kayu dan mulai melangkah diatas kayu egrang. Belajar untuk dapat berdiri dan fokus pada apa yang mereka lakukan. Semua dilakukan hati-hati. Karena saat mereka kehilangan kendali diri. Saat itulah mereka akan jatuh dari egrang.

Sedikit demi sedikit muncul kebanggaan atas desa Ledokombo. Anak-anak tidak lagi berkeliaran dijalanan berkegiatan tak jelas. Orang tua yang merutuki nasib miskin terpacu untuk melakukan perubahan positif. Berbagai unit kerja lahir dari semangat Tanoker. Kepompong yang lahir dari ulat buruk rupa menjadi kupu-kupu indah.

Nah, kita pun bisa terpacu dengan upaya Farha Ciciek. Membangun bangsa ini banyak cara, yang penting semangat, komitmen, berjuang dalam tingkat apa pun. Sekecil apa pun, walau mungkin hanya dalam lingkungan RT, mari kita bangkit dan ikut membangun negeri.

Setitik embun menjadi sumber kehidupan dunia renik. Ketika semangat itu menular maka akan menciptakan jutaan embun yang memberi hayat pada kehidupan bumi Indonesia.


Inspirasi: pwagindonesia  dan terumbukarya
Continue Reading...

Zeng Daxia, Pergi Bekerja dengan Parasut Menghindari Macet

15 November 2012

Zeng Daxia (42), punya cara praktis menghindari kemacetan di kota tempat tinggalnya. Zhuzhou, Propinsi Hunan, China. Zeng terbang melintasi udara dengan parasutnya, menyeberangi Sungai Xiangjiang dan tiba di tempat bekerja tepat waktu.



Sebagai kota yang bertumbuh pesat akibat booming ekonomi Cina, kemacetan jadi pemandangan biasa di Zhuzhou. Apalagi kota ini terbelah oleh Sungai Xiangjiang. Warga yang berkantor di sisi kota lain harus melintas jembatan Zhuzhou Xiangjiang River Bridge sepanjang kurang-lebih 1,3 km. Yang menjadi masalah, terdapat 7000 kendaraan berada di atas jembatan setiap jamnya, sementara kapasitas optimal hanya 2700 kendaraan. bisa ditebak, kemacetan selalu terjadi.

Zeng Daxia tidak punya masalah dengan waktu yang terbuang percuma karena macet. Dengan paragliding bermotor, ia hanya butuh waktu 1 menit menyeberangi sungai. Berkat inovasinya yang menarik perhatian, Zeng bahkan berharap, "Kondisi di Zhuzhou sangat cocokparagliding. Mungkin saja  olah raga ini bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata."

Kebetulan, ia menjadi pelatih di klub paragliding setempat. Untuk menjadi anggota, seseorang harus membayar antara 30.000 - 60.000 yuan. Mereka akan dilatih menggunakan paragliding bermotor - terdapat baling-baling dan parasut yang bisa membumbungkan seseorang ke angkasa.

Walau bagi kebanyakan warga Zhuzhou harga ini relatif mahal, namun ada sekitar 1000 orang bergabung di klub. Mereka biasanya berlatih terbang di atas Sungai Shiyang, 20 km dari Zhuzhou.

chinadaily
Continue Reading...

20 Tahun Membelah Bukit Demi Cinta

13 November 2012



Sebuah kisah kepahlawanan sejati diperlihatkan seorang lelaki India. Pasalnya ia bekerja tanpa pamrih, bukan demi julukan 'pahlawan', tak mengeluh sedikit pun ketika tak ada orang yang membantu. Yang penting, orang banyak bisa mengambil manfaat dari hasil kerjanya. Beginilah kisahnya.

Dashrath Manjhi tinggal di sebuah desa terpencil dan terisolasi dari daerah lainnya. Ini dikarenakan letak desanya yang dikelilingi oleh bukit-bukit berbatu terjal. Tidak ada sekolah, pasar, rumah sakit, dan tempat-tempat fasilitas umum lainnya di desa ini. Sehingga untuk ke berbagai tempat, para penduduk harus mendaki dan menuruni bukit begitu jauh.


Sudah sering para penduduk setempat menyampaikan keprihatinan mereka kepada pihak pemerintah, para warga minta agar di desa mereka dibangun jalan. Namun permintaan itu sia-sia belaka, pemerintah tak pernah mengabulkannya. Mungkin karena sulitnya struktur geografis di desa itu.

Berbagai usaha mandiri coba dilakukan warga desa untuk membuka jalan baru, namun semuanya gagal. Sampai pada akhirnya seorang Dashrath Manjhi mengambil inisiatif sendiri dan mulai melakukan pekerjaan selevel "Hercules".

Dashrath Manjhi menghabiskan waktu selama 20 tahun untuk membuat jalan yang selama ini dia dan seluruh warga desa minta kepada pemerintah.
Bermodalkan alat seadanya seperti pahat, Dashrath Manjhi berhasil membelah bukit batu menjadi dua bagian.

Jalan yang terbentuk dari terbelahnya bukit ini cukup lebar untuk bisa dilalui sepeda motor dan gerobak pengangkut barang.

Apa yang membuat Dashrath Manjhi mampu melakukan pekerjaan yang sangat berat ini selama 20 tahun?

Menurut penuturannya, rasa cinta kepada istrinyalah yang telah memberinya kekuatan untuk memulai pekerjaan berat ini, meskipun dia tidak lagi hidup untuk menyaksikan hasil dari jerih payahnya.


"Istriku, Faguni Devi, terjatuh dan terluka parah saat melintasi bukit ini. Pada waktu itu dia bermaksud membawakan air minum untukku. Saya bekerja di sebuah  peternakan yang terletak di balik bukit ini. Itulah hari dimana saya memutuskan untuk memahat bukit ini dan menjadikanya sebuah jalan." Kata Dashrath Manjhi.

Istri Dashrath Manjhi meninggal karena jatuh sakit dan tidak sempat di bawa ke rumah sakit mengingat sulitnya perjalanan yang harus di tempuh antara desa mereka dengan Rumah Sakit.

"Cinta saya kepada istri saya adalah percikan awal yang telah menyalakan api keinginan saya untuk memahat jalan ini. Tetapi keinginan melihat ribuan penduduk desa melintasi bukit kapan pun mereka ingin, membuat saya sanggup bekerja selama bertahun-tahun tanpa ada rasa takut dan khawatir."

Dia juga mengatakan bahwa waktu pertama kali memulai pekerjaan ini, ia hanya sendirian. "Pada awalnya kebanyakan penduduk desa mengejek apa yang saya lakukan, tapi lama-kelamaan mereka mulai mendukung saya. Ada yang memberi makanan, ada juga yang membelikan peralatan untuk saya bekerja."

"Apa yang saya lakukan adalah untuk semua orang. Ketika Tuhan bersamamu, tidak ada yang bisa menghentikanmu. Aku tidak takut akan dijatuhkan hukuman oleh pemerintah atas pekerjaanku ini, sama seperti aku juga tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari Pemerintah, tutur Dashrath Manjhi.

Ironisnya, Dashrath Manjhi tidak menerima pengakuan apa-apa dari pihak Pemerintah, bahkan ketika ia meninggal dunia di tahun 2007, ia hanya menerima pengurusan pemakamannya oleh negara, tidak lebih.

Cinta memang bisa membelah gunung. Cinta pula yang bisa menjadikan bumi tempat tinggal yang lebih baik bagi semua insan.

Continue Reading...

Uniknya Balet yang Hadir di Kehidupan Sehari-hari

12 November 2012

Balet tidak selalu dipertunjukkan di atas panggung dengan kostum putih yang khas. Ketika tarian dari Italia ini berpadu dengan konsep fotografi, kita akan dihadapkan para inovasi nan kreatif.

Seorang fotografer dari New York, Jordan Matter membuktikan hal ini. Sejak 2009, ia membuat konsep fotografi "Dancers Among Us" dengan bantuan kelompok tari Paul Taylor Dance Company. Balet ternyata bisa hadir dalam aktivitas sehari-hari.
Setelah tiga tahun, kini kita bisa menyaksikan hasilnya seperti termuat di bawah ini:

 
 






Continue Reading...

Cerpen Cinta: Kamu

07 November 2012

Aku sedang membaca ketika kawanku kos, Dwi namanya, masuk dengan tiba-tiba ke dalam kamarku. Membuat mataku segera berpaling ke arahnya. Ia yang kutatap tersenyum seraya melemparkan sapa.

“Halo, lagi apa?” tanyanya.

“Biasalah. Cuma baca sekalian merilekskan pikiranku,” jawabku, “tumben. Nggak keluar sama cowokmu?”

Ia menggeleng. “Nggak. Sepi aja di kamar sendirian, tanpa kawan. Maklum liburan panjang, pada pulang semua.”

Aku mengangguk-angguk mendengar jawabannya. Betul apa yang dikatakannya. Hampir semua anak kos di sini sedang mudik menyambut libur yang panjang. Empat hari. Lumayan untuk melepas rindu, melepas beban yang membebat pikiran di kota yang menurutku kian sumpek dan panas saja ini. “O, gitu ya. Kupikir ada apa?” Aku kembali merebahkan diriku di kasur dan menyuntuki kata per kata bukuku.

Dan Dwi kawanku itu segera ke arah meja, mengambil laptop yang teronggok saja di atasnya. “Kunyalakan ya…” katanya.

“Ok.”

Untuk beberapa lama waktu berjalan, tak ada percakapan di antara kami. Semua dalam keheningannya masing-masing, menikmati kegiatan yang tengah disuntuki. Yang terdengar hanyalah derik suara kehidupan hewan malam dan suara dari laptopku yang sedang memutar lagu, entah apa judulnya—aku sudah tidak mengupdet lagu-lagu pop masa kini. Tiba-tiba saja Dwi kawanku itu nyeletuk.

“Vee,” kata Dwi.

“Hmm…”

“Kamu dapat salam.”

“Salam? Salam dari siapa?" tanyaku.

“Dari mantan kakak kelasku!”



"Siapa?"



"Mas Noel."
 

Deg. Jantungku berdegub cepat. Aku berhenti membaca. Lalu kutatap Dwi kawanku itu. “Ah, becanda kamu…” Dan, tanpa sadar, senyumku mengembang. Kubayangkan dia. Dia yang pernah ke kos ini beberapa tempo lalu untuk menemui Dwi dan memencet bel, namun tidak kudengar. Dia yang pernah menjadi cerita lima tahun silam.

“Nggak. Ini betulan. Suer.” Dua jari tangan kanannya—manis dan telunjuk—diacungkan, membentuk huruf V, yang memiliki maksud aku tidak bohong lho.

“Ya, makasih salamnya.” Senyumku masih belum menghilang dari bibirku. Dwi memandangiku dengan mimik aneh, membuatku terbingung dengan tingkahnya itu. Selanjutnya ia mengangkat bahunya, seperti mengisyaratkan bahwa “hello, aku menunggu jawab dari kamu lho.” Yang mana juga kubalas dengan gerakan yang tak kalah membingungkannya dengan mengangkat bahu dan menggeleng-gelengkan kepala, mengisyaratkan bahwa “apa maksudmu? Aku nggak ngerti!”

“Gitu aja?” Akhirnya maksudnya terlontar juga dari mulutnya, persis seperti kukira.

“Gitu gimana?”

“Nggak ada balasan?”

“Nggak!” Kuakhiri pembicaraan. Dan keadaan kembali tenang seperti awal, terkecuali hatiku yang masih dag-dig-dug. Entah mengapa. Benakku kembali merekatkan kembali ingatan lima tahun lalu. Aku tidak menyukai itu. Dalam hati, aku mengutuk pecahan-pecahan ingatan itu. Mengapa dia datang kembali saat ini? Bukankah dia sudah cukup berumur untuk memiliki seorang istri? Aku mengeraskan hatiku. Peduli apa aku dengannya. Kubacai lagi bukuku. Menekuni kata demi kata untuk melupakannya.
[]
Continue Reading...

Peran Optimasi Air Irigasi

20 October 2010

Indonesia terancam mengalami krisis pangan? Gejala ini setidaknya sudah dirasakan sejak tahun 2004 karena multi faktor. Menyempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi untuk perumahan, atau tempat usaha adalah salah satu penyebab. Di samping kurangnya perhatian pemerintah dalam menangani sektor irigasi dan waduk.

Banyaknya kerusakan saluran irigasi mengindikasikan gejala krisis pangan akan meningkat di tahun-tahun mendatang, jika pemerintah tidak cepat menangani permasalahan ini. Dibandingkan negara berkembang di Asia, sektor irigasi pengairan di Indonesia memang menempati peringkat di bawah Thailand. Dan sebagai negara agraris, Indonesia mutlak membutuhkan irigasi untuk menunjang—tidak saja—sektor pertanian, tetapi juga sektor kesehatan, pariwisata, industri, dll.

Kekontrasan sangat terlihat nyata, ketika membandingkan sektor irigasi dengan sektor lainnya. Taruhlah, PLTA—yang sama-sama memakai air sebagai bahan utamanya. Di satu sisi, PLTA, tanpa mengonsumsi air, mendapatkan income lebih besar ketimbang irigasi. Di sisi lain, irigasi mendapatkan income nol besar, terkecuali iuran dari petani untuk membantu biaya operasional. Padahal mengoptimasi keduanya agar bisa harmonis sangat sulit.

Ini jelas ketimpangan. Akan tetapi, jika hitung-hitungan ekonomis dijadikan dasar acuan, bisa kacau. Artinya, sektor pangan Indonesia bisa hancur. Pengorbanan tentu harus dilakukan agar topangan semua pihak bisa tetap berjalan, maka itulah peran optimasi irigasi ini ada. Walaupun begitu, pendeknya data dan laporan yang buruk yang dimiliki Dinas Irigasi dan Air Indonesia membuat kendala tersendiri.

Namanya Rachmad Jayadi. Dosen sekaligus peneliti Fakultas Teknik Sipil Universitas Gajah Mada yang lahir di Surakarta, 24 Desember 1962. Pada 2008, dia pernah melakukan penelitian optimasi irigasi dengan contoh kasus Waduk Sermo. Penelitian yang diberi judul ”Kaji Ulang Rule Curve Waduk Sermo untuk Optimasi Pemanfaatan Air Irigasi”, bertujuan mendapatkan Rule Curve dan Operating Rule Waduk Sermo berdasarkan hasil analisis ketersediaan air dan pola kebutuhan air irigasi.

Penelitian ini bukan yang pertama kalinya dilakukan. Beberapa peneliti lain juga pernah menerapkan teorinya di Waduk Sermo ini. Pembedanya, kaji ulang yang dilakukan Rachmad menggunakan model simulasi dan algoritma optimasi. Lagipula tiap-tiap waduk memiliki karakteristik sendiri terkait kondisi geografisnya. Pada penelitian terakhir telah dilakukan pembuatan perangkat lunak operasi Waduk Sermo berdasarkan Rule Curve lama dan analisis kapasitas suplai menggunakan metode neraca air global dan simulasi hitungan reliabilitas operasi waduk oleh CV. Erlangga Pura tahun 2005.

Dan pada penelitian ini prosedur pemutakhiran Rule Curve akan dilakukan dengan pendekatan simultan model simulasi dan optimasi dengan harapan hasilnya akan lebih teliti dan sesuai dengan karakteristik perubahan ketersediaan dan pola kebutuhan air.

Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan umum dua hal penting tentang potensi pemanfaatan air Waduk Sermo. Pertama adalah bahwa kapasitas pemenuhan air irigasi tidak cukup untuk memberikan suplesi air pada seluruh areal tanam, yaitu hanya sekitar 53%. Hal penting kedua adalah masih dimungkinkannya upaya pemutakhiran Rule Curve operasi Waduk Sermo untuk pengaturan air irigasi dengan indikator nilai rerata faktor k, yaitu rasio antara release nyata terhadap kebutuhan air.
Continue Reading...

Mimpi Sang Alkemi

Mengubah kayu menjadi roti. Mengubah arang menjadi intan. Mengubah air menjadi hidrogen. Bisa jadi tak lagi menjadi hal mustahil dan sihir. Dunia sains, lebih tepatnya, dunia kimia manusia sedang berupaya menggapainya. Istilah bahasa Indonesianya teknologi penggapaian ini disebut nanoteknologi.

Nanoteknologi adalah sebuah perekayasaan material dalam ukuran nano. Nano yang dimaksud di sini berukuran dari satu hingga seratus nanometer. Materi—pada ukuran tersebut—memiliki fenomena dan sifat yang khas, yang berbeda dengan sifat dalam ukuran yang istilahnya material (balk). Intinya, nanoteknologi merupakan suatu pengkajian atau pengeksploitasian terhadap material dengan ukuran nano.

Teknologi ini penerapannya bisa dilakukan di pelbagai bidang. Peran teknologi nano dalam pengembangan IT sudah tak diragukan lagi. Bertambahnya kecepatan komputer, meningkatnya kapasitas hardisk dan memori, semakin kecil dan bertambahnya fungsi telepon genggam, merupakan contoh-contoh kongkret produk teknologi nano di bidang IT. Teknologi mini ini punya slogan: small, high efisient, green.

Di Indonesia perkembangan teknologi nano cukup menggembirakan. Setidak-tidaknya, menurut Nurul Taufiq Rochman, jika dihitung-hitung dengan jari Indonesia memiliki doktor nano sebanyak lebih dari seratus orang. Salah seorang yang patut dicatat dalam sejarah per-nano-an Indonesia ialah Yateman Ariyanto. Dosen sekalian ilmuwan kimia dari Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini mempunyai sebuah penelitian tentang nanoteknologi.

Perekayasaan Clay

Yateman mengarahkan penelitiannya ke perekayasaan clay. Alasannya metode nanoteknologi yang cocok diterapkan di Indonesia adalah metode assembling. Karena Indonesia memiliki kekayaan SDA mineral dan hayati dalam jumlah yang cukup besar. Senyawa-senyawa dari SDA mineral dan hayati (clay alam) ini sudah secara alamiah sudah dalam keadaan berpori.

Pori tersebut disebut lubang dan lubang-lubang ini bisa dimanfaatkan sebagai wadah untuk mencetak senyawa tertentu, yang dimasuki logam tertentu (logamnya disebut katalis). Perekayasaan dalam riset Yateman adalah bagaimana mengoptimasi pori di dalam clay agar bisa diperbesar. Pori di dalam clay alam ukurannya sebesar 30-60 square meter kuadrat per gram.

Clay alam itu memiliki sifat sweling. Jadi layernya bisa diubah-ubah, clay tersebut bisa diubah-ubah kemudian diberi pilar. Sehingga lubangnya membesar dan juga ada pilarnya. Dengan suatu proses, clay itu bisa dibesarkan, yang semula-mula hanya 30-70 bisa dibesarkan hingga 300. Bahkan terakhir sampai 600 skuare meter kuadrat per gram. Namanya Heksagonal Mesotols Clay (HMC), yang porositasnya 600-700 sebesar square meter kuadrat per gram, jadi naik 10-20% dari ukuran mula-mula. Gunanya?
Salah satu adalah untuk menyaring. Jadi akhirnya HMC bisa digunakan sebagai penyaring molekul-molekul besar terlarut. Jadi ini istilahnya dalam molukuler dalam ukuran besar. Nah, lantas kalau lubang di pori-pori tadi diisi titanium bisa digunakan untuk menghilangkan zat warna dengan bantuan sinar matahari. Sebagai fotokatalis.

Fenomena ini, fenomena hilangnya warna ini, itu sebetulnya merupakan dasar ide mengubah air menjadi gas hidrogen (H2). Sehingga mimpinya itu air menjadi H2 dan H2 menjadi sumber energi dengan memanfaatkan sinar matahari. Entah, kapan bisa terwujud, karena banyak kendala dalam perkembangan teknologi ini lebih lanjut di Indonesia.

Nanoteknologi bisa dibagi-bagi dalam empat generasi. Generasi pertama, menurut Nurul, pembuatan nanopartikel. Tak perlu teknologi tinggi untuk membuatnya. Misalkan, nanopartikel ditaburkan ke dalam kandungan kosmetik, macam bedak pelindung kulit dari sinar matahari (UV) atau minuman suplemen yang diberi partikel nano sehingga kandungannya lebih baik. Generasi kedua, meningkat pada teknologi assembling dari partikel nano. Misal, pembuatan layar monitor, menjadikannya lebih terang. Pembuatan chip komputer, atau memori handphone dengan ukuran ringan berkapasitas tinggi.

Generasi ketiga, meningkat lagi dan membutuhkan material nano dengan presisi yang sangat tinggi. Contohnya, membikin suatu sistem yang diinjeksikan ke tubuh manusia untuk membunuh sel kanker. Sementara generasi keempat masih berupa impian adalah rekayasa molekul (nanomolekuler), di mana mesin nano bakal mampu mengubah-ubah benda, termasuk membuat kayu menjadi roti atau arang menjadi intan. Bahkan, sudah ada khayalan mesin pembuat semua jenis barang. Termasuk "khayalan gila" menciptakan manusia sungguhan.

Yah, teknologi ini serupa legenda Alchemist yang mampu mengubah bentuk benda-benda tak berharga yang disentuh menjadi emas. Hanya saja masih berwujud impian. Aplikasi nanoteknologi tentu akan membikin revolusi baru dalam dunia industri. Karena itu, kita tunggu saja mimpi sang alkemi terwujud.
Continue Reading...

Mainan Bertenaga Jeruk

18 October 2010

Berkat jeruk lemon, kontingen Spektronics menggondol gelar juara ketiga dalam Chemical Engineering Car Competition di Taiwan, 4 Oktober 2010. Tim yang beranggotakan empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, itu - Hardiyanto Dwi Ratno Wijaya, Donnyanto, Yeremia Yehuda Lepar, dan Rizka Nursyamsiah Ratfiandini - berhasil mengubah sari buah menjadi sumber energi mobil mainan kreasi mereka.
Hardiyanto mengatakan energi berasal dari kandungan asam yang diubah melalui reaksi eletrokimia. Sari lemon dicampur dengan tembaga sulfat (CuSO4) dan larutan primer ZnSO4. Yang jadi masalah, air jeruk hanya menghasilkan 0,69 mikroampere atau seperseribu baterai berkekuatan 1,5 volt.
Melalui serangkaian percobaan, Spektronics akhirnya menemukan bahan baru yang mendongkrak tingkat energi sari jeruk hingga seribu kali. Alhasil, air perasan empat jeruk yang dicampur dengan larutan tadi menghasilkan energi 3 volt 3 ampere, setera dengan dua baterai. Namun mereka menyembunyikan formula dan komposisinya. "Bahannya sangat alami, bisa dikonsumsi manusia," kata Hardiyanto.
Larutan 200 mililiter ini lalu dimasukkan ke 12 tabung bekas rol film. Cairan ini dialirkan ke bejana dengan ukuran serupa yang disebut stoping mechanism. Dalam wadah ini terdapat alumunium elektroda yang menghasilkan aliran positif dan negatif. Dengan kabel, listrik dikirim ke dinamo untuk menggerakkan roda ketika mainan dihidupkan.
Menurut Hardiyanto, energi 12 tabung itu mampu menjalankan mainan berdimensi 30 x 40 x 18 sentimeter tersebut sekitar satu jam, tergantung tingkat kesulitan medan. Kecepatan mobil-mobilan yang juga meraih The Best Design Modeling dalam perlombaan yang sama itu mencapai 16 meter per menit. Keberhasilan ini membuat Spektronics mengantongi tiket untuk mengikuti kejuaraan serupa di Malaysia pada April tahun depan.

Alur Baterai "Rasa Lemon":
  • Campurkan perasan air jeruk lemon dengan tembaga sulfat dan larutan primer ZnSO4 serta bahan aditif.
  • Masukkan ke 12 tabung plastik.
  • Hubungkan dengan tabung stopping mechanism.
  • Dengan kabel, hubungkan ke dinamo.
  • Nyalakan.
:: Tempo, 24 Oktober 2010 atau klik di sini untuk melihat online ::
Continue Reading...

Penisilin: Pertolongan yang Mempengaruhi Dunia

23 September 2010

Pertolongan yang Mempengaruhi Dunia

Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan, tiba-tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengannya terperosok ke dalam lumpur hisap, semakin bergerak malah semakin terperosok ia ke dalamnya.

Pemuda yang melihat itu berusaha sekuat tenaga memberikan pertolongannya, dengan susah payah akhirnya pemuda yang terjatuh itu dapat terselamatkan. Pemuda yang menolong memapah pemuda yang terperosok ini ke rumahnya.

Ternyata rumah pemuda yang ditolong sangat bagus, besar dan mewah. Ayah pemuda ini sangat berterimakasih atas pertolongan yang telah diberikan kepada anaknya, dan hendak memberikan uang... Pemuda yang menolong ini menolaknya dan berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain dalam kesusahan dan kesulitan... Sejak kejadian itu mereka menjalin persahabatan.

Si pemuda penolong adalah seorang yang miskin, sedangkan si pemuda yang ditolong adalah anak bangsawan yang kaya raya. Si pemuda miskin ini bercita-cita ingin menjadi dokter, namun terbentur biaya untuk melanjutkan pendidikannya. Tetapi ada seorang yang murah hati, yaitu Ayah dari bangsawan itu. Ia memberikan beasiswa hingga akhirnya si pemuda penolong dapat meraih gelar dokternya...

Tahukah saudara nama Pemuda miskin yang menjadi dokter ini...?

Ia adalah Alexander Fleming Si penemu penisilin...
Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu peperangan ia terluka parah, sehingga menyebabkan demam (febris) yang sangat tinggi... Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi serupa itu. Para dokter mendengar tentang penisilin penemuan Dr. Fleming dan kemudian mereka menyuntikkan penisillin yang merupakan obat temuan baru... Dan apa yang terjadi..?
Berangsur-angsur demam akibat infeksi itu reda dan akhirnya si pemuda tadi sembuh.!!

Tahukah saudara siapa nama Pemuda yang sembuh itu..?

Dia adalah Winston Churchil, Perdana Menteri Inggris yang termahsur itu...
Dewasa ini berkat penemuan penisillin dunia kedokteran berkembang sangat pesat. Dan bahkan sudah ditemukan generasi-generasi terbaru turunan penisillin ini yang sangat banyak membantu umat manusia melawan infeksi kuman yang ganas.
Demikianlah sebuah pertolongan dan persahabatan yang ikhlas diberikan yang akhirnya dapat mempengaruhi wajah dunia...

:: tokoku99.info ::
Continue Reading...

Ternyata di Ada Indonesia Penemu!

18 September 2010

30 Tokoh Penemu Indonesia

Penulis: Lilih Prilian Ari Pranowo

Penerbit: Narasi, 2009

Siapa yang tak kenal Thomas Alpha Edison, Galileo Galilei, James Watt? Mereka adalah penemu-penemu terkenal dunia, yang menemukan teknologi-teknologi dalam kemajuan peradaban manusia. Ternyata Indonesia juga memiliki orang-orang cerdas yang memberikan sumbangsih berupa temuan-temuan teknologi, walaupun hanya berupa temuan kecil. Penemu-penemu tersebut belum banyak diketahui. Buku ini memberikan gambaran tentang penemu-penemu Indonesia, seperti Alex Masengi dengan temuan kapal ikannya yang tidak mudah goyah saat diterjang gelombang besar dan Arief Mulyana dengan temuan mikrobial sebagai pemacu produktivitas kualitas udang dan ikan.

:: korantempo ::

Continue Reading...