Penjernih Air Limbah

20 February 2009

print this page
send email
Air sumur di rumah Anda tidak jernih? Berbau? Tercemar? Tak perlu khawatir. Ambil saja tawas atau ferri klorida (FeCl3), campurkan di air, lantas diaduk searah dan didiamkan selama kurang lebih limabelas menit. Tunggu. Dan kotoran akan diendapkan. Demikianlah caranya mengatasi air sumur yang tidak beres dengan tawas.
Namun tunggu sebentar. Meskipun berfungsi memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air, dengan lama pengendapan berkisar 12 jam lamanya, tawas tidak berfungsi membunuh kuman atau menaikkan PH dalam air. Selain itu tak semua air bisa dijernihkan dengan cara itu, misalkan air rawa atau gambut yang berwarna coklat kemerah-merahan. Lebih-lebih, tawas merupakan bahan kimia yang tidak selalu tersedia di pedesaan Indonesia.

Masyarakat Indonesia kerap kali dihadapkan pada masalah pengadaan air. Di antara mereka banyak yang terpaksa memakai air permukaan, macam air rawa atau gambut, sungai, telaga dan air genangan atau kubangan. Masyarakat pengguna air seperti ini biasanya ada di daerah Kalimantan, Riau, Papua, dan Bangka. Penggunaan air yang demikian secara higienis tentu tidak layak. Selain masalah kualitas—pencemaran oleh zat kimia maupun jasad renik yang merugikan—air tersebut juga tidak jernih.

Namanya Muhammad Djoko Srihono, lulusan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menemukan semacam seperangkat penjernih air limbah. Berangkat dari kegelisahannya mencari bahan kimia pengganti tawas inilah, Djoko mulai mencari alternatif penggunaan bahan lokal yang bisa dipakai. Seperti yang bilang Einstein bahwa imajinasi lebih penting ketimbang fakta. Maka Djoko yang aslinya lahir 13 Maret 1946 di Surakarta, Jawa Tengah ini mulai berimajinasi.

Unik? Memang. Proses awalnya tidak dilakukan di laboratorium asli, tapi laboratorium imajiner di dalam otaknya. Ia cukup membayangkan: bahan kimia ini, yang sifatnya begini direaksikan dengan bahan kimia itu yang sifatnya begitu, maka diperkirakan hasil reaksinya adalah anu. Tentunya, imajinasinya tak cuma tong kosong, ia punya banyak referensi pengetahuan semasa kuliah yang memadai sehingga mampu menunjang kinerja saraf-sarafnya.

Baru sesudah merasa cukup mantap dengan hasil hitung-hitung di dalam benaknya, ia melakukan percobaan nyata. Ini demi penghematan bea yang harus dikeluarkan saat percobaan karena harus membeli alat ini-itu. Menurut Djoko, pada dasarnya kekeruhan air disebabkan senyawa kimia. Dalam ilmu kimia dasar yang diajarkan di Universitas Gunadarma (www.ocw.gunadarma.ac.id) penyebab kekeruhan air ada enam, di antaranya: 1) Bahan buangan padat/butiran; 2) Bahan buangan organik; 3) Bahan buangan anorganik; 4) Bahan buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik); 5) Bahan buangan cairan berminyak; 6) Bahan buangan zat kimia.

Penting untuk diketahui penyebabnya, sebab—untuk dipahami—bentuk molekul senyawa tersebut kemudian dicari gugus molekul yang bisa “diganggu”. Kalau gugus molekul itu bisa “diganggu”, maka keseluruhan molekul senyawa akan goyah. Bila ini terjadi maka para pengotor itu bisa dipisahkan dari air. Dan air menjadi jernih.

Ini yang belum dipikirkan orang lain yang sama-sama berkecimpung dalam dunia jernih-penjernihan dan murni-pemurnian air. Dengan logika seperti itu, Djoko cukup optimis untuk mengatakan, “Sanggup menjernihkan air limbah apa saja kecuali limbah nuklir dan limbah polimer karena saya belum belajar tentang itu.”

Penjernih air sebagai solusi, menurut pandangannya harus memenuhi syarat: “mudah” dan “murah”. “Mudah” berarti tidak diperlukan keahlian khusus dan tanpa prosedur yang rumit untuk menjalankannya. “Murah” berarti biaya yang diperlukan relatif tidak mahal. Memang itulah kenyataannya. Djoko menjelaskan untuk menjernihkan air sebanyak 1 m3 (1.000 liter) dibutuhkan 2 gram formula penjernih temuannya. Bandingkan dengan pemakaian 200 gram air kapur yang diperlukan untuk mengolah air gambut sebanyak jumlah yang sama.

Tidak hanya formula penjernih, tetapi Djoko juga telah merancang alat yang digunakan untuk menjernihkan air. Alat tersebut berupa tabung atau pipa pencampur terbuat dari bahan PVC atau paralon sepanjang + 50 cm dengan tiga lobang yang diberi tiga selang plastik. Ketiga selang tersebut nantinya masing-masing untuk dihubungkan dengan larutan formula penjernih, larutan tawas dan larutan kaporit sebagai disinfektan bila diperlukan.
(Lilih Prilian Ari Pranowo)

2 komentar:

  1. bagaimana untuk mendapatkan info detail formula penjernih air dan alat made in mas djoko. terima kasih

    ReplyDelete
  2. Suatu informasi yang bermanfaat.

    Untuk informasi tambahan seputar penjernih air sederhana dan modern silakan kunjungi http://www.saringanair.com

    Terimakasih..

    ReplyDelete