Ngisengin Bakul

11 December 2007

print this page
send email
Hahaha...benarbenar konyol. Gw dapet kroniek lucu hari ini. Karena kronik ini gw pake di posting ini, maka tak ku pajang di sidebar blog ini. Kroniek itu terjadi pada 16 September 1911, kejadiannya: "1/2 7, seorang anak muda bangsa Tionghoa di Pabean sedang berada di luaran. Ketika lewat pedagang Soto, si orang Tionghoa itu langsung panggil (mau pesen), "Soto! Soto! Soto!". Di sana juga kebetulan lewat dua orang polisi Belanda, marah denger itu teriakan. Sebab, kedua polisi Belanda (yang congek itu) denger si orang Tionghoa ngomong, "Tjoko! Tjoko! Tjoko!" (kalimat yang terdengar si polisi congek). Karena melihat si polisi marah, maka si orang Tionghoa tunggang langgang.

Cerita itu emang aneh. Apalagi pas gw baca itu kronik, ingatan gw melayang ke waktuwaktu gw SD. Cos miripmirip kisah gw. Pada suatu hari, gw barengan anakanaknya tetangga (Fajar, Yuri, Hakim sama Yudis) pernah ngerjain bakul Somay yang naek sepeda. Kitakita ada di dalamnya rumah si Fajar, karena dari depan gak bakal keliatan ada orang. Maka dengan seenaknya, kita panggil itu abang somay, "Bang geli bang!"

Nah, denger itu panggilan si abang lalu berhenti, caricari orang siapa yang mau beli. Dia celingakcelinguk bingung, sementara kita pada ketawa cekikikan. Hahaha...(diassar tukang usil). Bukan hanya tukang somay yang kena garapan kita, tapi juga tukangtukang pedagang keliling juga dikerjai sama kita. Itu kalau barengbareng, pernah juga gw secara tak sengaja ngerjain bakul roti.

Waktu itu, adalah hari pertama lebaran, saatnya sholat. Sekitar jam 6 pagi, kita (keluarga) udah tengah bersiapsiap. Dan gw duduk bengong menanti yang lain di teras depan. Nah, kebetulan ada tukang roti lewat, dengan segenap tenaga yang dimilikinya (karena masih fresh), dia tereaktereak menjajakan dagangannya. "Roti...roti". Dasar mulut usil, gw dengan agak kenceng gw ngikutin iramanya itu abang. Trus, gw ngeloyor masuk.
Pas mau berangkat, bokap bingung, "lho, siapa yang pesen roti?"
kita semua (ibu dan abang aja, adek gw masih kencrut) gelenggeleng kepala saja.
"Nah, itu siapa yang ditungguin sama tukang roti?"
"Ough, gw lalu bilang, tadi gw ngikutin si tukang roti...gw nggak mesen kok." Jawab gw.

Lalu si tukang roti disuruh pergi...hihihi...kasian yah si tukang roti. Emang gw mah mulut besar. Sampe sekarang juga kadang mulut itu suka ngomong yang nggaknggak...liat dalam kurung katakatanya (!@^#$~&*^%). Hehehehe...

3 komentar:

  1. Anonymous3:35 AM

    Ya ampyun...usilna lilih banget gitu loh....

    si mulut besar yang usil dan makannya banyak hahahaha

    ReplyDelete
  2. Anonymous4:17 PM

    iseng, gampang, sederhana (dilihat dari tindakannya).
    lucu, menyenangkan dan memuaskan (dilihat dari sisi subjeknya).
    bisa jadi menyedihkan, dan pasti sangat sangat mengecewakan (bagi objeknya).
    gimana? :)

    ReplyDelete
  3. he..he...kalau bicara roti jadi iNgat Roti Pak Abas yang berhadiah.Tapi di manapun dirimu memang "usil"-"jahli" dan kayak "kancil" ha..ha..

    ReplyDelete