Kudeta Gagal Westerling

06 January 2008

print this page
send email
Pada 31 Agustus 1919, Westerling dilahirkan di Istambul, Turki. Laki-laki yang memiliki kemampuan poliglot (banyak bahasa) ini memiliki nama asli Raymond Paul Pierre Westerling. Dilahirkan dari seorang ayah bernama Paul Westerling, dan ibu bernama Sophia Moutzou. Sebagai anak terakhir dari dua bersaudara, kakak perempuannya bernama Palmyra, ia merupakan seorang yang memunyai darah pemberontak dan jiwa petualang besar. Sejak kecil menyukai hal-hal cerita-cerita petualangan, macam cerita bajak laut, koboi, pun roman sejarah. Saat umurnya menginjak tujuh tahun, pernah ia bermain-main dengan revolver milik ayahnya.

Pada awalnya, ia bersekolah di Sekolah berbahasa Inggris. Selepasnya dari sana melanjutkan ke Sekolah Jesuit Santo Michael, dimana ia mampu menguasai bahasa Latin di sekolah ini. Pilihan yang dijatuhkan atas dirinya, pasca kelulusan, adalah sekolah asrama Santo Joseph. Pendidikan yang diterimanya tak lantas membuatnya menjadi anak pendiam. Umur 22 tahun, sekitar 1941, tanpa memberitakan keluarganya, ia mendaftarkan diri sebagai tentara Belanda lewat konsulat Belanda di Turki. Pendaftaran itu memberinya tiket ke Kairo, Mesir, bergabung dengan sepasukan tentara gurun.

Sepulangnya dari Mesir, ia mencoba membicarakan cita-citanya menjadi tentara dengan keluarganya, terutama pada ayahnya. Ayahnya tak memberi ijin, sebab Paul tak menginginkan Westerling jadi tentara. “My son, you are not made for the army,” tukas Paul keras. Toh demikian tetap saja, Westerling bersikeras masuk dinas ketentaraan. (Petrik Matanasi, Westerling: Kudeta yang Gagal, Media Pressindo, Yogyakarta, 2007)

(Lilih Prilian Ari Pranowo)

0 komentar:

Post a Comment