Mars Jomblo

18 November 2009

print this page
send email
Hidup sebagai seorang jomblo ada enaknya ada nggaknya, menurut gue. Kenapa? Ini soal yang enaknya dulu aja. Pertama, kita bebas melangkah ke mana pun kita suka. Nggak ada yang ngelarang, nggak ada yang nanyain, selain orang-orang di rumah tentunya. Kedua, kita masih mengurusi diri sendiri. Bagi yang kerja dan udah punya banyak doku, tentu menghabiskan doku dengan cara sendiri merupakan saat-saat yang menyenangkan. Dan itu yang gue rasakan hingga saat ini.

Di satu sisi, keasikan ini berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa gue juga manusia. Laki-laki lagi, normal (terakhir diperiksa begitu, masih ada emprit ganthil yang suka meludah kalau dipaksakan... hehehe). Maka itu, butuh juga menyatakan cinta, merayu pacar, mengirim sms, mengajak pacar nonton de el el orang-orang yang sudah memiliki pasanganlah...

Namun, apa daya tangan tak sanggup menggapai rembulan yang berada terlampau tinggi di angkasa. Dan akhirnya banyak orang mengira, dalam kesendirian gue yang sudah 20 tahun lebih 5 tahun ini gue masih membujang, belum punya pacar pula. Acap mereka-mereka (teman-teman ngakunya), kalau gue bilang, "Bentar gue lagi ada urusan."

"Halah, paling lu juga mangkal di mana gitu," kontan yang mendengar tertawa terbahak-bahak.

"Gue nggak mangkal di jalan ini (dilarang menyebutkan, ntar jadi saingan buat para lelaki "normal" lainnya yang suka mangkal lagi hehehe...) bro. Kemarin di jalan ini lagi ada razia. Untung gue cekatan, makanya gue bisa selamat. Kamprett luh semua..." kata gue nambah-nambahi apa yang menurut mereka lucu. Mereka tertawa. Gue keki.

Yang paling sebel tuh kalau dibilang homo. Jiah, tuh kata anti banget sama gue. Masak perjaka ting-ting, cowok sejati ini dibilang homo. Emang sih gue belum bisa membuktikan kepada mereka kalau gue bisa mendapatkan cewek, tapi setidaknya dengan orientasi yang nggak menyimpang maksudnya masih tetap tertarik dengan cewek gue pikir mereka harusnya ngerti (ini kemarahan gue, cie cie cie).

Yah, di saat lagi kentir gini, gue sebetulnya pengen banget punya pendamping. Hahaha... tapi, sepertinya tak perlu ditangisi lagi. Gue akan tetap berjalan apa adanya. Melangkah menemani jalanku... Hidup para jomblo... Hidup sendiri...

0 komentar:

Post a Comment