TIDAK MENGERJAKAN PR

22 November 2009

print this page
send email
Di pagi hari yang buta, hari itu hari senen, dan hari senen ada pelajaran fisika, dan ada PR yang harus dikerjakan. Namun, waktu itu aku lupa belum mengerjakan. Kenapa aku lupa? Gara-gara aku terlalu memikirkan kejombloanku ini hingga yang ada di otakku cuma perempuan, perempuan, perempuan.

Kala sampai di dalam kelas, aku melihat kawan-kawanku yang lain sedang berkerumun di satu tempat. Ada di tempatnya Momon. Momon itu salah satu murid di kelasku yang terpandai dan jago betul sama fisika. Karena itu, aku lantas ikut-ikutan dan bertanya sama seorang temanku bego lainnya.

“Ada apa, Prol?” tanyaku kepada Saprol si cowok gundul yang suka meringis kala hatinya teriris (yaiyalah… sakit hati suruh ketawa-ketiwi)

“Noel, lu udah ngerjain PR fisika?” jawabnya sekaligus bertanya padaku.

“Fisika?” jawabku sekaligus memberikan pernyataan kalau aku belum mengerjakan.

“Waduh, cepet gih sana kerjain. Kita semua lagi pada ngerjain nih,” tukas Saprol si cowok gundul,”ntar lu dimakan sama dia lagi.” Kata “dimakan” di sini mengacu pada “diomeli”, gara-gara si kumis (julukan buat guru fisika) memang guru yang super galak betul.

Namun, dengan keengganan tingkat tinggi seraya melirik Chaty manis yang kutaksir duduk dengan anggunnya, aku menjawab, “tenang… aku udah menyiapkan seluruh jawabannya.”

* *

Tibalah saat si kumis mengajar di kelas. Baru datang saja dia sudah membentak kami, “sudah selesai belum pekerjaan rumah kalian?”

Anak-anak lain, selain aku, menjawab serempak, “sudah.”

Si kumis melihat bibirku tak seiya menjawab sudah, makanya dia langsung berjalan menghampiriku. “kau sudah mengerjakan pekerjaan rumah yang kuberikan kemarin?”

Aku menggeleng. Dan sebelum dia bertanya lebih lanjut, aku bertanya lagi padanya. “Bapak, apa kita boleh menghukum seseorang untuk sesuatu yang tidak kita kerjakan?”

Sambil mengelus-elus kumisnya yang runcing, dia menjawab, “ya, jelas tidak. Itu tidak baik dan tidak adil, nak. Seseorang bisa dihukum karena sesuatu yang telah dia kerjakan.”

Aku mengelus-elus dadaku dan bilang, “syukurlah.”

“Lho kenapa?” tanyanya kebingungan.

“Aku tidak mengerjakan PR-ku, pak,” jawabku ringan. Dan dijewernya aku untuk kemudian disuruh berdiri di sudut kelas. Semua murid, termasuk Chaty manis yang kutaksir tersenyum melihatku. Kamprettt…

0 komentar:

Post a Comment