Mahasiswa ATW Solo Ciptakan Mobil Tenaga Surya Rp 10 Juta

08 March 2010

print this page
send email
Solo - Sebagai salah satu terobosan penghematan BBM, karya cipta enam mahasiswa Akademi Teknik Warga (ATW) Surakarta ini layak dibicarakan. Mereka membuat mobil mini yang digerakkan dengan sel tenaga panas matahari. Harga seluruh komponen hanya berkisar Rp 10 juta.

Mobil mini dengan panjang 180 cm, lebar 120 cm dan tinggi 150 cm tersebut lebih menyerupai mobil golf.

Namun yang membedakan adalah atapnya berupa dua lempeng solar sel yang digunakan untuk penyerap panas matahari sebagai pengisi energi empat buah accu kering yang dipasang di depan jok tunggal.

Mobil tersebut dirakit dua tahun lalu sebagai tugas akhir enam mahasiswa jurusan elektro ATW Surakarta.

Hasil kreasi mahasiswa itulah salah satu dari karya mahasiswa yang dipamerkan ATW dalam Education Expo di Solo Square, 4 hingga 8 Maret 2010.

Salah seorang dosen ATW yang ikut menjaga stand, Agung Prasetyo, memaparkan bahwa prinsip dan cara kerja mobil tersebut menyerupai cara kerja sepeda listrik.

Mereka memodifikasi sepeda motor listrik menjadi mobil, agar dua keping solar sel penangkap sinar matahari dapat terpasang di bagian atas.

Dua keping solar sel yang masing-masing berdaya 24 watt mengirimkan listrik untuk empat accu kering yang memiliki tegangan listrik 12 volt. Dengan menempatkan lempeng solar sel di bagian atap maka sambil berjalan listrik akan terisi jika cuaca panas.

"Pertimbangan ini karena sejauh ini di Indonesia belum ada medan induksi elektrik di sepanjang jalan. Sebenarnya jika sudah medan induksi elektrik, pengisian energi akan lebih mudah dan hemat. Analoginya seperti HP dengan fasilitas WiFi bisa mengisi daya sendiri tanpa harus melalui charger manual," ujarnya.

Karena mobil tersebut masih sangat sederhana maka hanya bisa dinaiki satu orang saja, untuk menghemat energi. Pada kondisi energi aki penuh dengan satu penumpang, mobil tersebut bisa berjalan 15 kilometer.

"Semua komponen yang dibutuhkan untuk membuat mobil sederhana tersebut hanya dibutuhkan dana sekitar Rp 10 juta. Masih sangat mungkin jika memang akan dikembangkan lebih lanjut," ujar Agung. ( mbr / ddn )

Sumber: htttp://detik.com

0 komentar:

Post a Comment