Semangat Belajar untuk Hidup Lebih Santai

19 January 2011

print this page
send email
Ah, akhirnya aku menemukan satu alasan untukku bertahan di sini. Alasan itu kumanipulasi sedemikian rupa: aku ingin belajar. Pekerjaanku sehari-hari menuntut demikian. Yap, bagaimana tidak? "Rasa" yang kudapatkan di pekerjaanku adalah aku kuliah lagi. Bedanya ini kuliah nyata, dan benar-benar nyata, sehingga untuk bertahan aku harus selalu belajar. Tak ada jalan mundur, kecuali aku mengundurkan diri. Ah, itu hanya untuk orang yang takut saja. Aku berani, meski gentar. Hanya saja aku tak memundurkan satu langkah pun. Kecuali beberapa serapah yang keluar saking banyaknya pikiran dan stres! Ada ide, konsep, action, dan acc. Semua persis kayak kuliah. Bedanya ini dibayar dan aku stres.

Besok, adalah hari di mana aku dan beberapa orang kawan melakukan tes psikotes. Katanya untuk penilaian naik jabatan kami. Terus terang, aku tidak begitu menyukai ide naik jabatan itu. Kenapa? Pertama, naik jabatan berarti tanggung jawab besar. Kedua, naik jabatan berarti harus jadi pemimpin, dan pemimpin itu harus bisa membawa timnya keluar dari tempat gelap. Dan yang paling memalaskan aku adalah kicauan yang bakal diterima jika aku melakukan kesalahan. Memang ada beberapa konsekuensi positif yang bisa didapatkan, seperti naik gaji dan dapat fasilitas.
Tapi, hidup kan sederhana banget. Tak ada yang istimewa dalam hidup, sampai kita memberinya taksiran-taksiran. Menurut bapak Eko, yang kemarin memberikan ceramah di muka kami saat raker MP 2010. "Semua peristiwa itu netral sampai kita memberinya makna," kira-kira seperti itulah bunyinya.
Hadeh... biarpun begitu semua harus dijalani. Aku bukan orang idealis. Impianku cuma satu, bisa hidup layak saja, apapun keadaanku. Amin.

Bagaimana menurut Anda?

2 komentar:

  1. go mas lilih go... semangattt, sukses ya Bro.. (endi kates'e?)

    ReplyDelete
  2. suk senen tak gawakke... semangat Ndah. semangat belajar.

    ReplyDelete